Lampu merah pertanda seluruh kendaraan harus berhenti sejenak untuk menghormati para pengendara dari arah berlawanan yang sedang berjalan. Sekitar semenit mataku tertuju ke arah dia yang membuat ku trenyuh dan tersentuh. Betapa tidak, wajah yang pucat harus menerjang terik panas matahari di siang bolong sambil menengadah berharap kalau kalau ada tangan-tangan kasih yang mengulurkan sekeping koin walau hanya sekeping akan sangat berharga baginya yang sejak pagi tiada perut terisi walau hanya sekerat roti kering.
Semakin lama ku perhatikan tiba-tiba hatiku terbesit’’ ya robbi......, seandainya dia adalah aku, bagaimana perasaaku ya rob...., akankah aku bersabar? Akankah aku mampu menjalaninya? Ya rob, sangat tidak pantas bagi hamba yang di amanahi harta benda ini bila menahannya hanya untuk sedekah beberapa keping saja guna meringankan bebannya.
Bagaimanapun juga dia juga hamba allah yang tidak sepatutnya kita menganggapnya orang bodoh, tidak mandiri, hanya bisa meminta, miskin. Ingatlah wahai saudaraku tentang sabda nabi, negara ini tetap tegak salah satunya karena berkah doa para fakir miskin. Jikalau orang miskin telah sirna maka hancurlah negara ini.
Akankah nasib mereka tetap seperti itu? Adakah tangan-tangan kasih yang menyambutnya......?
No comments:
Post a Comment