Wednesday, November 4, 2009

Kue Berisi Racun


’Masya Allah….’’. dalam hatinya berkata.

‘’ sungguh keterlaluan ini, aku heran apa sih sebenarnya yang selama ini mereka pahami tentang aurat?’’. Kang bagus dengan perasaan dongkol..dan gerah seolah tak kuasa tuk bersabar lagi.

‘’Atau jangan-jangan mereka sudah tidak peduli lagi sama yang namanya Aurat itu’’.
‘’Duh gusti…. Hamba mohon ampun.’’

‘’ mosok setiap hari aku disuguhi kue-kue fitnah yang secara lahiriah sangat manis indah menawan dan kelihatannya lezat namun batinnya ..? sungguh tak bisa ku bayangkan seperi apa’’.’’seperti (....) kah..? yang gak tau malu, atau seperti (....) yang rakus atau (....) yang nafsu syahwatnya selalu dipertuhankan..?’’.

‘’ah…entahlah,,, atau apa lagi….? Aku ndak tahu…’’

Kang bagus terus berpikir….seolah sedang mencari sebuah jawaban yang tak kunjung dia dapatkan.’’apa bedanya kalo berperilaku demikian?......sama saja hanya saja secara lahiriah..berwujud manusia.

‘’akhirnya dia sadar bahwa tidak seharusnya dia berkata demikian, sebab semua hal tersebut tak lepas dari kehendak dan takdir Allah swt dan kini dia sadar kalau mulai saat ini dia harus hati-hati dalam menghadapi segala macam fitnah.


Akhirnya kang bagus bermunajad’’ ya Robbi…..Ampunilah hamba yang hina ini,’’
‘’dan beserta seluruh saudara-saudara kami seiman, semoga engkau berkenan untuk memberi petunjuk dan bimbingan kejalan yang lurus dan jangan engkau biarkan kami terperosok kedalam jurang kehancuran, Amien…’’_bgs

No comments:

Post a Comment