Thursday, January 12, 2012

Uneg-Uneg Kang Santri

Di emperan masjid Al Ikhlas tampak seorang santri yang sedang santai bersandar di tembok menghadap kearah ufuk timur sambil se-sekali menghisap rokoknya. Itulah kang Ariffuddin yang akrab di panggil udin.Ia adalah santri tulen yang dah bertahun tahun nimbi ilmu di sebuah pondok pesantren salaf. Ia terkenal ahli pikir alias suka merenung , entah apa yang dia renungkan, saat itu suasana sepi dan hening, memang malam itu jam menunjukan pukul 00.00 wib dimana para santri sudah waktu istirahat, namun kang udin belum bisa tidur, dia masih mengepulkan asap rokoknya .

Tanpa disadari, seorang santri muda yang bernama Herman yang akrab di panggil kang man yang dari tadi pura pura tidur tak jauh disamping kang udin keheranan melihat tingkah kang udin yang tidak biasa. Si santri tadi merasa ingin untuk sekedar menyapa .Akhirnya bangunlah si santri tadi menghampiri kang Udin. Si santri:’’kang…..kang……!!!
(kang udin tersentak kaget dan akhirnya menoleh)
Kang udin:’’ada apa man dah malam kok belum tidur.???
(Tanya kang udin penasaran)
Kang man:’’lho kok balik Tanya seharusnya aku kang yang nanyak ke sampean , aku dari tadi keheranan melihat tampak kang udin sedih gak seperti biasanya, kayaknya sedang dilit masalah berat. memangnya lagi mikirin apa???
Kang Udin:’’gak kenapa napa, Cuma aku sedikit heran.’’
Kang man:’’heran…?., apanya kang yang membuat sampean heran? aku gak paham maksudmu.
Kang Din:’’ Gini lho man, kita kan dah sama sama nyantri lama kan disini. Tentu kita sedikit banyak ngerti tur paham bagaimana perkembangan kepribadian seorang santri sejak awal mula kita dulu hingga sekarang.
Kang man:’’ya.. memang .Tapi apa masalahnya??
Kang Din:’’ya ……itu, selama kita nyantri dulu aku merasakan aroma aroma kelembutan kedamaian bagimana tidak, dulu para santri benar benar ta’dzim sama kyainya,akhlak yang selalu menghiasi setiap gerak langkahnya setiap hari telah menjadikan suasanya pondok sedikit berbeda dan memiliki keistimewaan tersendiri, namun man, kayaknya hal ini semakin luntur bahkan bisa hilang, hanya beberapa santri saja yang masih kuat memegang dan menjaga kelestarian budaya santri dulu. Setelah saya amati percaya gak percaya bahwa santri saat ini sedang dihadapikan pada situasa yang sulit. Sebab jaman yang luarbiasa berubah ini telah membuat para santri saat ini hampir hampir kehilangan himmahnya,mereka merasa dianggap kuno dan ketinggalan jaman,itulah man, masalahnya.
Kang Man:’’Masya Alloh kang….!! sampek sejauh itu kang din memikirkan nasib santri termasuk kita-kita ini,ya…memang kang, semakin lama santri kehilangan kepribadiannya hilang kesantriannya. Entah Virus apa yang meggerogoti akhlak dan himmah para santri untuk belaja agama dengan giat , ilmu-ilmu umum lebih dianggap bergengsi bagi sebagian mereka sehingga seolah mereka menganak tirikan ilmu agama dan menomorsatukan ilmu umum atau ilmu dunia. sangat ironis memang, lulusan pesantren salaf dianggap oleh sebagian orang kurang berkopeten dan terkesan primitive dan kurang mengenal dunia luar yang telah berubah. tapi kang……..!!!Aku optimis saja semoga masih ada yang terus meneruskan perjuangan para salafussholih dalam menjaga tradisi kesalafanya dan bisa menanamkannya dalam kehidupan ini.
Kang din:’’(sambil menghisapa rokoknya dia menimpali)yah..begitulah man,kita sebagai santri tertua punya tanggung jawab besar untuk berupaya sekuat tenaga untuk menanamkan tradisi kesantrian yang selama ini kita lakukan kepada para santri anyar, supaya mereka mau meniru dan mengambil pelajaran dari kita semua. masih ingatkan man pesan pak kyai dulu, beliau berpesan bahwa santri itu harus bisa berakhlakul karimah, tawaddu’, sopan dan latihan prihatin. tirakate seng tenanan,ora kudu poso, keno tirakat liane koyo tahajud mujahadah lan loliane’’. Itulah pesan pak kyai saat mengisi pengajian umum di acara dzikir bersama.
Kang man:’’yo kang din aku isek-eleng. Ya wes din ayo kita niati ngurip-ngurip pondok semoga saja niat kita ini dicatat di sisi alloh sebagai amal sholih amin.
Tanpa terasa dari tadi ngobrol dengan kang man akhirnya kang man terserang kantuk dan dia bilang sama kang din
Kang man:’’kang din aku ngantuk, kita terusin di lain kesempatan ya…!!!semoga diskusi kita ini bermanfaat.
Kang din:”ya sudah…kalo dah ngantuk,segera tidur biar aku disini dulu, sana kalo mau ke gota-an dulu.
Kang man :”yan kang,tapi jangan lupa ya kang, besok kita ada kerja bakti bersih bersih pondok, sampean diminta pengurus untuk memimpin para santri.
Kang :’’ya ,tolong besok saya diingatkan ya?
Kang man:”insya alloh kang.
Ahkirnya kang man bergegas pergi ke gota-an kamar setelah diskusi panjang seputar santri,sementara kang din masih saja menghisap rokokya yang tinggal setengah sambil terus memikirkan fenomena-fenomana yang menyesakkan hatinya. tanpa sadar jam menunjukkan pukul 02.00 wib. Kang din pun mulai ngantuk dan tertidur pulas.

Hikmah

Sekelumit cerita diatas menggambarkan fenomena Santri modern meskipun tidak mewakili keseluruhannya. Setidaknya begitulah yang dihadapi salah satu santri yang merasa miris dengan perkembangan santri modern yang jauh berbeda dengan santri sepuh yang lebih dahulu nyantri. Yang dikhawatirkan bukanlah apa-apa, hanya terjadinya penurunan semangat mengaji, berjamaah, muthalaah dimana ketiga hal diatas merupakan ruhul ma’had (jiwanya pondok). Jika ketiga hal ini hilang akankah pesantren akan tetep eksis? Semoga saja santri era sekarang ini masih tetep mau berpegang teguh dengan tradisi salafushalih yaitu berkahlakul karimah, taat beragama dan senantiasa haus ilmu agama. Tanpa ketinggalan dengan terus mengasah ketrampilan yang diminatinya sebagai bekal persaingan di dunia global ini. Wallahu a’lam.



No comments:

Post a Comment