Wednesday, June 3, 2009

tarjamah_al qiroah




Pendahuluan

Beberapa kekeliruan ilmiah yang beredar di kalangan penggiat pendidikan adalah ide dan pemikiran yang berhubungan dengan pendidikan dalam perspektif Islam, bahwa Islam memandang pendidikan dengan perspektif klasik yang tidak lagi relevan dengan realitas kehidupan abad 20, sehingga tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya karena tidak mampu menghadapi problematika kontemporer.

Sejak awal kemunculannya, Islam bersikap lemah lembut terhadap kekeliruan pemikiran tersebut, sehingga dijadikan senjata oleh orang-orang yang membenci Islam untuk mempersempit dan membatasi wilayah ekspansinya. Akan tetapi waktu jualah yang membuktikan bahwa kebenaran Islam itu selalu lebih solid dari pemikiran yang keliru itu, bahkan bentangan sayap Islam semakin bertambah, tidak terpengaruh sedikitpun oleh kekeliruan, sebagaimana hasutan para pendengki Islam dan orang-orang beriman tidak berpengaruh sedikitpun bagi kemuliaan Islam dan keteguhan mereka.

Hanya saja, sekarang Islam, umat Islam dan kita semua harus bisa bersikap lebih waspada dan hati-hati, sebab kekeliruan yang dipropagandakan oleh orang-orang yang membenci Islam, -karena ketidaktahuan- direpitisi oleh beberapa pakar pendidikan muslim. Sementara orang-orang yang tulus ikhlas menentang dan meluruskan kekeliruan tersebut adalah dalam kapasitas mereka sebagai individu sehingga perjuangan merekapun terbatas. Perjuangan yang tergolong amal soleh dan wajib ditegakkan itu justeru tidak mendapat dukungan dari lembaga-lembaga pendidikan dan pusat-pusat penelitian, padahal secara birokrasi, finansial dan efektivitas perjuangan kemampuan lembaga-lembaga dan pusat-pusat penelitian tesebut jauh di atas kemampuan personal-individual.

Kekeliruan pemikiran yang diusung oleh musuh-musuh dan pihak-pihak yang membenci Islam bukanlah perkara yang membahayakan Islam dan umatnya. Justeru ide-ide yang dikemukakan beberapa orang Islam sendiri yang sebenarnya berpotensi mengancam, bukan semata karena ide-ide tersebut kontradiktif tetapi karena keutuhan masyarakat dan perangkat aturannya dirongrong oleh interen umat Islam. Kemudian ditambah sikap pasrah kita yang menerima anggapan bahwa Islam tidak berdaya menjawab problematika kontemporer sebgaimana dikehendaki musuh-musuh Islam dan umat Islam sejak dulu kala, dan terutama di era blokade modern -antara blok Barat dan Timur- dimana mereka menginginkan kita umat Islam hancur di salah satu medan pertempuran, atau kita hidup sebagai pengekor bangsa lain, padahal seharusnya kitalah yang menentukan kemaslahatan-kemasalahatan bangsa, di tangan kitalah nasib kita, dan seharusnya kita memmpunyai kepribadian yang independen yang tidak memihak ke salah satu blok, sehingga kita sadar benar akan eksistensi dan kemampuan kita dan bangsa lain pun mengetahui eksistensi kita. Sebab dengan kepribadian yang independen inilah kita bisa berperan dan memberi kontribusi bagi kemanusiaan.

Untuk tujuan itulah –bukan tujuan kesombongan dan fanatisme keagamaan- makalah ini disusun, didalamnya menegaskan bahwa Islam –sebagai warisan spiritual, intelektual dan kultural- mampu menjawab problematika kontemporer yang muncul dalam bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya. Tetapi kita dijauhkan dari Islam oleh para propagandis yang menyebarkan gagasan-gagasan yang keliru, sehingga di satu sisi merenggangkan jarak antara kita dan kepribadian bangsa, dan antara kesempatan untuk benar-benar menjadi orang yang maju di sisi lain, yang mengancam wujud dan eksistensi kita.

Warisan Pendidikan Islam
Pada permulaan abad keenam H di mana Islam mencapai zaman keemasannya dalam bidang kebudayaan, umat Islam ketika itu mewariskan kepada kita warisan pendidikan yang mulia, akan tetapi kita hanya mempunyai pengetahuan sedikit tentangnya, dikarenakan memang benar-benar tidak tahu, atau karena bertaqlid kepada pakar pendidikan Barat, atau karena kesengajaan, atau enggan menerima Islam sebagaimana adanya. Kita berlari di belakang hegemoni Barat dan orang-orang yang membenci kita yang mengemukakan pendapatnya tentang Islam khususnya dan tentang agama-agama lain, bukti-bukti pertentangan dan stagnasi. Padahal pada hakekatnya, Islam dan agama-agama lain merupaka risalah kebudayaan dan kemajuan jika kebudayaan dipahami sebagaimana mestinya, yakni ia berkembang seiring dengan perkembangan manusia dari derajat kebinatangannya menuju derajat kemanusiaan yang tinggi dimana manusia tidak hanya memenuhi hajat jasmaniahnya saja.

Ketidaktahuan kita tentang warisan pendidikan Islam, tidak akan mengurangi sedikitpun martabat dan kedudukan Islam dan pendidikan Islam. Justeru akan menurunkan martabat mereka yang tidak mengetahuinya, atau mereka yang berpura-pura tidak mengetahuinya.^^^ :)

No comments:

Post a Comment