Wednesday, June 3, 2009

ANALISIS PENDEKATAN TEORI ( BEHAVIORISTIK DAN HUMANISTIK ) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Perkembangan bahasa arab di Indonesia semakin bertambah pesat, hal ini terlihat telah banyak lembaga pendidikan formal yang mengajarkan Bahasa Arab. Kita juga melihat bagaimana kosakata atau istilah lama maupun baru sebagian besar hasil serapan dari bahasa arab. Seperti kata musyawarah, rahmad, barakah dan lain sebagainya.

Dengan berkembangnya bahasa arab yang cukup signifikan ini seharusnya untuk kedepan harus kita pertahankan. Alhamdulillah kini di perguruan tinggi khusunya perguruan tinggi Islam yang di bawah lembaga departemen agama telah membuka jurusan pendidikan bahasa arab dengan harapan jurusan ini sebagai salah satu cara untuk memberi perhatian lebih mendalam dalam kajian pengajaran bahasa arab yang nantinya akan menghasilkan para guru atau tenaga pendidik yang handal dan mampu untuk mengajarkan bahasa arab demi perkembagannya bahasa dan kebutuhan untuk masa depan.

Di dalam praktik mengajar bahasa khusunya bahasa arab ada beberapa pendekatan teori pembelajaran bahasa arab yang dapat di jadikan sebagai wawasan bagi para pendidik. Diantaranya adalah pendekatan teori behavioristik, humanistik,pragmatik dan lain sebagainya.

Dalam makalah ini penulis akan mencoba menganalisi antara dua pendekatan teori yaitu pendekatan teori behavioristik dan humanistik. penulis memilih dua pendekatan teori ini sebab dirasa ada persoalan yang menarik untuk di analisis dan di identifikasi.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian singkat teori behavioristik ?
2. Apa pengertian singkat teori humanistik ?
3. Bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pembelajaran bahasa arab?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian singkat teori behavioristik
2. Untuk mengetahui pengertian singatkat teori humanistik
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pengajaran bahasa arab.


PEMBAHASAN

A. Pengertian Singkat Teori Behavioristik

Teori Behavioristik merupakan merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Paham behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniyyah, mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham behaviorisme tidak mengakui adannya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu kegiatan belajar.peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai oleh individu.

Menurut J.P. Chaplin (2006) behaviorisme adalah suatu pandangan teoritis yang beranggapan bahwa pokok persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran atau mentalitas. Dalam arti teori ini lebih menekankan pada tingkah laku manusia, memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.teori ini mengenalkan adanya stimulus dan respon yang diberikan oleh individu.
Menurut ivan petrovich pavlov (lahir 14 september 1849) ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.dari pendapat dia dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya latihan dan pengulangan.

B. Pengertian Singkat Teori Humanistik

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik.

Dalam artikel “ what is humanistic education?”, Khischen baum menyatakan bahwa sekolah kelas atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Dalam sebua artikel juga yang berjudul “some educational implikations of he humanistic psychologist”. Oleh Abraham Maslow, dia mencoba untuk mengkritisi teori freud dan behavioristik.

Menurut Abraham, yang terpenting dala melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya.humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa freud.

Para pendidik yang beraliran humanistik mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoa untuk melihat dalam pandangan yamg lebih luas mengenai perilaku manusia. “berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia?” dan bagaimana aku bis mambantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?”.

Melihat hal hal yang diusahakan oleh para pendidik yang berarilan humanistik ini tampak bahwa pendekatan ini lebih mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sebaliknya humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakteristik yang sangt kuat dari para pendidik humanistik.

C. Aplikasi Pendekatan Teori Behavioristik dan Teori Humanistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
1. Teori Behavioristik

Di dalam pembeajaran bahasa arab teori ini lebih menekankan adanya proses aktifitas atau biasa disebut dengan istilah stimulus-respon, dimana seorang pendidik harus melatih anak didiknya sesering mungkin dalam proses pengucapan bahasa arab dengan cara memberikan contoh-contoh sederhana sebagai stimulus yang dapat langsung di respon oleh siswa, dalam bahasa arab tentunya stimulus yang berupa kata-kata atau kalimat-kalimat sederhana yang akrab dalam kehidupan sehari-hari, misalnya :
اهلا وسهلا : اهلا بك
صباح الخير : صباح النور
Dengan pembiasaan seperti pada contok kalimat-kalimat sederhana diatas anak didik diharapkan akan terbiasa dan tanpa sadar akan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam kehidupan sehari harinya.

Menurut Thorndike ada beberapa trik yang harus dipersiapkan bagi pendidik sebelum memulai memberikan sebuah materi pembelajaran kepada anak didik, diantaranya :
1. Sebelum seorang pendidik akan mulai pelajaran, maka anak didik dipersiapkan dulu
mentalnya. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya.

2. Guru mengadakan ulangan teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sisten drill.

3. Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.

Selain beberapa trik menurut thorndike diatas yang masih terlalu simple sebenarnya, namun sudah sedikit memberikan gambaran,ada juga ide atau gagasan tentang teori ini menurut skinners, dia memberikan beberapa prinsip belajar diantaranya :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepda siswa, jika salah harus segera dibetulkan dan jika benar harus diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari para siswa yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai system modul.

3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktifitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungn perlu diubah untuk menghindari hukuman.

4. Tingkah laku yang diberikn pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforce.

Pada dasarnya teori Behavoiristik ini dalam aplikasinya kedalam pengajaran bahasa lebih menekankan adanya sistim drill, banyak berlatih dan pengulangan. Dalam arti seorang pendidik tidak boleh bosan untuk terus memberikan stimulus-stimulus yang fungsional dimulai yang termudah sampai pada yang tersulit, sehingga diharapkan anak didik secara disadari atautidak akan terpancing untuk merespon dengan baik.

Adapun dalam prosesnya thorndike memberikan beberapa hukum yang dia simpulkan dari hasil percobaannya yang dikenal dengan teori trial dan error, pokok –pokok yang dihasilkan adalah adanya berbagai respon terhadap berbagai situasi, adanya eliminasi terhadapa berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan atau goal. Beberapa hukum tersebut diantaranya adalah :

1. Hukum kesiapan (law of readiness)
Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

2. hukum latihan
hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemahnya hubungan S-R. semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

3. hukum akibat.
Hubungan stimulus dan respon akan cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan, memuaskan, dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Rumusan hukum akibat adalah bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi.jadi hukum akibat menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa.

2. Teori Humanistik
Menurut teori ini dalam proses pembelajaran bahasa pendidik harus lebih mengarahkan anakdidik untuk berpikir induktif, mengarah pada pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif. Dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi , membahas materi bahasa secara berkelompok sehingg siswa dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing di depan kelas.

Teori ini memberikan wawasan bagaimana seorang pendidik harus bisa memiliki rasa humanis penuh empati dan perhatian terhadap anak didik yang dapat dikatakan bisa memanusiakan manusia.

Teori humanistik memberikan beberapa hal yang harus diperhatikan secara serius oleh para pendidik, sebagaimana yang dijelaskan oleh Carl Rogers tokoh psikolog humanistik dalam bukunya yang berjudul "Freedom to learn"_ia menunjukkan beberapa prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting sebagai berikut :

 Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami

 Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid

mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

 Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri

dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

 Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakij kecil.

 Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

 Belajar yang bermakna diperoleh sisa dengan melakukannya.

 Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.

 Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

 Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreatifitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.

 Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

Teori Humanistik sangat mengakui adanya faktor afektif dan emosional dalam proses pembelajaran bahasa. Target pencapaian teori ini ialah siswa merasa senang bergairah dan semangat berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat saya ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Teori Behavioristik dalam proses pengajaran bahasa lebih mengarah kepada praktek dan latihan terus menerus dengan harapan anakdidik menjadi tebiasa dalam pengucapkan bahasa

2. Teori Humanistik dalam proses pengajaran bahasa tidak hanya fokus pada sistim drill terus menerus, sebab menurut aliran humanistik manusia itu tidak hanya dilihat dari aspek lahiriyah saja, akan tetapi juga harus dilihat sisi-sisi batiniyahnya,perasaannya, sebab jika demikian dalam proses pembelajaran besar kemungkinan anak didik akan cepat jenuh dan bosan, karena perasaan mereka tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

3. Kedua teori diatas menurut penulis tidak ada yang mutlak baik hanya saja kedua teori pendekatan tersebut dapat saling melengkapi. Seorang pendidik dapat memadukan kedua teori tersebut sekaligus dalam proses pembelajaran bahasa arab.
__________________

Daftar pustaka
Sobur, Alex.2003.Psikologi umum. Bandung:Pustaka Setia
Syah, muhibbin.1999.Psikologi belajar.jakarta : logos
Syamsuddin dkk.2009.pokja UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta

No comments:

Post a Comment