Sunday, November 28, 2010

Seandainya Dia Adalah Aku

Lampu merah pertanda seluruh kendaraan harus berhenti sejenak untuk menghormati para pengendara dari arah berlawanan yang sedang berjalan. Sekitar semenit mataku tertuju ke arah dia yang membuat ku trenyuh dan tersentuh. Betapa tidak, wajah yang pucat harus menerjang terik panas matahari di siang bolong sambil menengadah berharap kalau kalau ada tangan-tangan kasih yang mengulurkan sekeping koin walau hanya sekeping akan sangat berharga baginya yang sejak pagi tiada perut terisi walau hanya sekerat roti kering.

Semakin lama ku perhatikan tiba-tiba hatiku terbesit’’ ya robbi......, seandainya dia adalah aku, bagaimana perasaaku ya rob...., akankah aku bersabar? Akankah aku mampu menjalaninya? Ya rob, sangat tidak pantas bagi hamba yang di amanahi harta benda ini bila menahannya hanya untuk sedekah beberapa keping saja guna meringankan bebannya.

Bagaimanapun juga dia juga hamba allah yang tidak sepatutnya kita menganggapnya orang bodoh, tidak mandiri, hanya bisa meminta, miskin. Ingatlah wahai saudaraku tentang sabda nabi, negara ini tetap tegak salah satunya karena berkah doa para fakir miskin. Jikalau orang miskin telah sirna maka hancurlah negara ini.
Akankah nasib mereka tetap seperti itu? Adakah tangan-tangan kasih yang menyambutnya......?

Watak

Selasa 23 november 2010
Watak memang terkadang dapat menjerumuskan tergantung apakah watak kita lebih condong pada keburukan atau kebaikan. Berikut ini kisah dari pengalaman seorang yang pernah mengalami problem dalam belajar-mengajar di salah satu sekolah formal, mari kita simak cerita_:

Ada dua orang guru yang terlibat adu mulut karena suatu hal. si guru A marah-marah karena tidak suka dengan kenyataan yang terjadi yaitu anak didiknya tidak bisa apa apa setelah sekian bulan di bawah didikan guru B. si guru B telah lebih dulu mengajar di kelasnya selama beberpa bulan dan guru A adalah guru rolling atau tukar kelas yang baru masuk seminggu bersama guru B. Meskipun guru A ini sebenarnya sesepuhnya karna lebih lama mengajar di sekolahan tersebut.

‘’ waduh...., gimana kamu itu...!! ni anak-anak pada gak ngaji....kok ada yang masih sampe sini...mang dulu kenapa gak ngaji?’’. Kata guru A Dengan nada marah marah. Si guru B merasa tidak dihargai keberadaanya akhirnya membalas ‘’ la pripun to, aku sudah berusaha semampu saya, anak-anak juga sudah saya dampingi untuk ngaji.
Kalaupun ternyata ada yang belum ngaji ya itu karena waktu yang tidak cukup sehingga yang belum ngaji di tunda hari esoknya’’. Si guru A yang marah marah tadi gak mau kalah,’’ alah,,,,,,banyak alasan, udah gak usah banyak alasan, jujur saja selama ini gak serius kan ngajar sama anak anak?, mana tanggung jawabnya?’’.

Mendengar kata-kata terakhir tadi hati si guru B merasa seakan tersambar halilitar, pedih sakiiit, betapa tidak, dia merasa di rendahkan, parahnya kejadian itu di saksikan oleh banyak anak didik. Pantaskah perilaku ini ?’’, akhirnya si guru B langsung memahami bahwa saatnya tidak tepat dan kalo masalah ini diteruskan nanti akan menjadi bahaya akhirnya si guru B memilih mengalah dan diam seribu bahasa, dia menghindari adu mulut yang lebih parah lagi kalo terus dilakukan. Dengan perasaan bercampr aduk guru B tetap mengajar anak-anak dan berusaha tenang dan menampakkan wajah ceria meskipun hati tidak bisa dibohongi sedang remuk sakit dan tersayat.

Egoisme si guru A telah menyakiti perasaannya, dia sambil mengajar sempat termenung ‘’ya allah gusti, apa gak ada cara lain,.? dia ini memberi kritik untuk saya dengan cara kasar, kenapa tidak dengan cara yang baik-baik di musyawarahkan bersama dlm forum atau empat mata, bukan di depan anak didik.’’ Upaya yang telah ku lakukan selama ini dianggap tiada artinya baginya hanya karena ada masalah teknis yang dianggapnya keliru salah dan fatal atu mungkin parah dan besar baginya. ‘’ oke lah saya menyadari bahwa saya kurang menguasahi lapangan saat mengajar dan itu keterbatasan kemampuan saya. Tetapi saya sangat tidak suka dengan sikapnya yang sok bener diktator,marah-marah seenaknya, tidak menghargai orang lain, dan menganggap oarang lain buruk selai dirinya dalam metode mengajar.marah-marah seenaknya tidak tahu dengan siapa dia marah padahal dengan sesama gurunya.’’

Setelah waktu mengajar habis kini siguru A keluar dengan wajah cuek dan seolah memendam rasa benci dan kesal tanpa berkata sepatah katapun sama guru B. Sebaliknya kata-kata kemarahan dari guru A masih terngiang-ngiang di pikirn guru B dan membekas di hatinya, sampai dia memilih tetap diam. Sebuah akhir yang tidak menyenangkan.
semoga tidak terulang lagi.

###############################$$$$$$$$$################################

Sejauh mana kepekaan Jiwa mu Terhadap Kebenaran?

Pertanyaan diatas muncul dari dalam hatiku ketika aku dalam keadaan bingung, serba salah aku mempertanyakan pada diriku tentang apa yang telah aku lakukan selama ini?, aku merasa terseret arus rutinitas yanng deras tiada kenal lelah, pikiran dan tenaga terkuras untuk beraktifitas yang ku rasa tiada memberi kemanfaatan pada diriku kecuali hanya sedikit.

Akhir-akhir ini aku merasakan ada sesuatu yang ilang dari batinku, yaitu sebuah potensi kepekaan batin atau jiwa, selama ini aku seolah mengabaikan suara hati nurani karena aku terlalu sibuk pada materi sehingga sesuatu yang bersifat ruhani menjadi sedikit-demi sedikit lenyap, kesadaran akan eksistensi seorang hamba yang lemah dan tiada daya ini seharusnya di tanamkan dan di hujamkan kuat-kuat kedalam kalbu supaya menjadi filter atau penyaring segala macam kelalaian yang menyebabkan aku semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran. Aku takut apa yang selama ini kulakukan menyebabkan jauhnya diriku pada Allah swt, semoga saja tidak demikian.

Aku merasa kepekaan jiwaku tiada seberapa dalam memahami kebenaran, untuk bisa menangkap hikmah dibalik segala kejadian tidaklah mudah, hal ini aku sangat memerlukan latihan dan usaha terus menerus dengan tujuan demi ber-muhasabah diri yaitu mengambil Ibrah pelajaran dan demi memperoleh Ridha dari Allah swt. Sebab ketika aku berusaha untuk senantiasa berjalan pada pondasi kebenaran maka hal ini adalah sebuah jalan keselamatan sebagaimana yang di contoh kan baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau senantiasa bersikap dan berakhlak sesuai dengan risalah Yang diterima dari allah swt berupa wahyu yang tiada keraguan di dalamnya.

Wahai saudaraku, marilah kita bersama-sama mengasah kepekaan batin kita untuk mampu merasakan sebuah kebenaran yang hak dan berusaha untuk menjalankannya, dan mampu memilah-milah mana yang hak dan mana yang batil sehingga kita tidak terjerumus kepada kesesatan dan kedzaliman. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan Rahmad Taufik dan hidayah kepada kita semua, amin.

*******______________________********

Meratap.......


Menangis lah wahai jiwa yang bersih karena merasakan manisnya iman, kalbu yang lembut dan sejuk, itulah sebuah kebahagiaan hakiki, yang mahal harganya tidak semua orang mampu merasakannya apa lagi mencapainya karena masih terkungkung dalam lingkaran kedzaliman dan kemaksiatan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja, sadar maupun tidak, dan hatinya masih bersekongkol dengan hawa nafsu rendah.

Ada beberapa faktor yang dapat melembutkan hati manusia yang mungkin s tidak banyak manusia mampu melakukannya karena butuh proses yang panjang dan mencoba mencarinya, yaitu:
*Senantiasa membaca al qur’an dengan hati hadir dan merasakan sepenuhnya apa yang sedang dibaca, berhenti sejenak untuk memperdalam pemahaman dari penggalan ayat yang dibacanya, hal ini akan semakin mempertebal iman dan yakin bahwa al qur’an adalah wahyu yang benar dan pedoman yang sempurna.
• Senantiasa berdzikir khofy atau dzikir samar- samar dalam hati, hal ini bagi mereka para ahli dzikir samar, mampu merasakan adanya penjagaan Allah padanya di setiap saat dimanapun dia berada. Karena dia bersama allah, dan (asma Allah) selalu dalam ingatannya.
• Senantiasa mengambil hikmah dari setipa kejadian yang dialami sehari-hari baik kejadian yang menyedihkan, menyenangkan dan mengharukan.

Itulah diantaranya obat hati dan jiwa yang sedang sakit dan keras agar sembuh dan berubah menjadi lembut dan mudah menangkap hikmah.

Semoga kita diberi Rahmad dan taufiq oleh Allah SWt agar mampu melaksanakan apa yang saya tulis diatas sehingga batin kita benar-benar menjadi lembut dan mudah menerima kebenaran. Amin.

Wednesday, November 17, 2010

Siapa Yang Kau Cari di Dunia Ini?




By kang_bagus al jamily

Tahukah kita bahwa apa sebenanrya hakikat muara dari seluruh cabang aliran air kehidupan ini? Kalo kita renungkan hakikatnya kita akan ketemu pada kemahakuasaan dzat yang maha pencipta, yaitu allah swt. Ketika batin ini telah mampu merasakan nilai-nilai ketuhanan maka akan sangat mudah kita menangkap setiap fenomena yang terjadi di jagad raya ini bahwa dibalik semua itu ada dzat yang tersembunyi yang senatiasa mengatur keberlangsungan hukum alam yang telah tunduk dan patuh dibawah kekuasaanNYA.
Para sufi dan ahli hikmah al ‘arif billah telah jauh lebih dulu memahami eksistensi dirinya dihadapan allah (eksistensi makhluk terhadap sang khalik.) Yaitu tiada lain melainkan hanya untuk menyembahNYA. Mereka mengetahui dan sadar dengan sepenuhnya bahwa segala sesuatu telah diatur olehNYA. Kita tinggal melaksanakannya apa yang telah menjadi aturan ilahi dan tunduk patuh sebagaimana makhluk ciptaanNYA yang lain seperti hewan, tumbuhan, malaikat dimana bukti ketundukan mereka dalah bertasbihnya dalam setiap saat dengan tasbih yg tiada dipahami oleh manusia.
Beruntunglah bagi siapa saja yang mampu menangkap makna dibalik segala sesuatu dari hasil ciptaan ini, tidak berhenti pada lapisan kulit terluar tetapi mampu menyelami hakikat yang terdapat dalam setiap kejadian dan fenomena yang ada. Sehingga pada ujungnya engkau akan menemukan keputusan yang sebagaimana di senandungkan oleh nabiyulloh ibrahim ‘alaihis salam, dia berkata:” sungguh shalatku, ibadah, hidupku, matiku, adalah milik Allah semata,’’ kita milik allah dan kita akan dikembalikan lagi kepada NYA pada waktu yang telah di rencanakan olehNYA.
Seorang pecinta tiada pernah tentram hatinya manakala dia terpisahkan dengan kekasih yang di cintainya, bahkan dia akan berlaku aneh sebab saking gandrungnya pada yang di cinta, begitulah sifat seorang hamba dengan tuhannya, dia akan senantiasa bersamanya di setiap keadaan apapun di tempat manapun, dan di posisi apapun. Jangan engkau membanyangkan bersama tuhan lantas manunggal secara materi( fisik) bukan, tetapi kesadaran batinnya lah yang menyatukan kehendaknya dengan kehendak tuhannya. Dia senatiasa bersama sang kekasih dengan tiada jemu menyebut-nyebut tentang kekasihnya dimanapun dia berada, dia tak peduli apapun yang terjadi, asalkan semua itu tak menggangu hubungan baik dia dengan kekasih.

Sekali lagi hakikatnya kita semua ini akan menuju kepada yang satu yaitu tunggal al ahad. Dalam mengenal Allah, kita akan tergantung dengan kesiapan batin kita untuk mengenalNYA. Allah swt adalah tuhan yang eksistensinya tersembunyi, dia dapat kita rasakan kehadirannya dengan kepekaan batin dan rasa kita, bukti kekuasaanya yang tersebar di alam dunia ini adalah media NYA untuk mengenalkan eksistensi diriNYA di hadapan para makhluk seluruh jagad raya.

Wahai kasih (fatamorgana)

Wahai kasih

By kang_bagus al jamily

Sampai saat ini q teringat dirimu. walau kau jauh disana aku tetap ingat dirimu, ada daya gravitasi yang cukup kuat mendorong ingatanku untuk mengingatmu. duhai yang hinggap di kalbuku, mengapa rasa rindu ini begitu tajam merasuki kalbuku, wajahmu takkan pernah pudar membawa pesona cerah dan teduh. Q seolah ingin senantiasa bersamamu di setip waktu tapi itu mustahil, kini kau telah jauh disana nan jauh laksana air yng mengalir meresap kedalam pori pori tanah dan lenyap sekejap tanpa sisa setetes pun, padahal setetes itu adalah lebih dari cukup berharga bagiku.

Wahai kasih, Tiada lagi goesaan tinta yang aku tulis tentangmu karena dirimu telah lenyap di hadapanku, aku tak mampu lg menggambarkan bagaimana keadaanmu saat ini, masih ingatkah dikau pada ku? Masih cintakah dikau pada ku? Tiada jawaban yaang ku terima hingga batiku bergumam,’’sudahlah tidak usah terlalu dalam merisaukan dia, bagaimanapun jua dia hakikatnya bukanlah milik siapa siapa, dia akan menentukan jalannya sendiri, begitu juga dirimu, kamu sebaiknnya menentukan jalan hidupmu, untuk masa depanmu,’’. aku mengerti apa maksud kalbuku, aku di minta agar melupakannya dan menganggapnya sebagai hayalan dan aku harus bangun dr khayalan yang menggelisahkan itu.

Sulit memang, aku telah terlanjur menjebur ke dalam air sungai cinta dengan si dia, baiklah aku sadari memang semua itu lamunan ku selama ini yang terlalu muluk untuk aku gapai, rasanya tiada mungkin di dunia yang segalanya bisa aku peroleh. Kecuali nanti di alam keabadian, dengan kehendak NYA. Walau demikian aku kan berusaha melupakannya dan melupakannya seiring dengan arus putaran bumi.

Wahai kasih, selamat jalan semoga engkau senantiasa dinaungi rahmadNYA. sekarang lakukanlah apa yang menjadi cita-cita, buanglah pikiran tentangku dlm sanubarimu. Relakan aku pergi dari kalbumu untuk waktu yang tak tahu entah akan kembali pd mu atau selamanya kita takkan bersama lagi, mari kita berjalan pada jalannya masing masing menggapai cita-cita, pergilah dimanapun kau suka, di ufuk timur mentari pagi telah menyambutmu untuk mencapai masa depan yang cerah, sedangkan aku kan selalu menapaki jalan terjal dan berliku-liku di saat berpisah darimu untuk waktu yang tiada pasti, walau demikian aku pun tak mau menyerah begitu saja dengan keadaan yang sulit, walau aku tiada berpunya apapun hanya sebatas bekal perjalanan secukupnya.

Aku optimis suatu saat nanti aku bisa mengejar mereka yang lebih dulu berlari dari keterkungkungan asmara cinta yang tak bertepi ini ke luar dan menggapai cakrawala pengalaman dan wawasan kehidupan yang sebenarnya dan bukan fiktif belaka. Mereka yang sadar bahwa menjalin asmara tanpa ada ikatan pernikahan adalah hanya akan menambah sederet masalah dari berbagai segi, katakanlah segi moral, etika, terbentur dengan aturan norma sosial agama dll.

Wahai akum muda, sadarlah kesenangan sesaat yang namanya cinta itu telah melalaikan akal kesadaran batin kita untuk berdiri diatas nilai-nilai kebenaran yang hakiki. Akhirnya kita terjebak pada kepentingan kepentingan duniawi yang ujung-ujungnya adalah kepuasan sesaat yang melahirkan penyesalan bukan hanya di dunia saja namun terbawa hingga di akhirta kelak, Na’udzuubillahi Mindzalik

Sunday, November 14, 2010

Marhaban Ya Id Adha.......


Gmbr : Humorbendol.com
************

Kita akan merayakan hari raya idul adha, seluruh umat islam di dunia juga akan merayakannya. ada sesuatu yang berbeda hari raya tahun ini yaitu dikala bangsa Indonesia terkena musibah gunung meletus, Sunami, banjir di wasior, nah...moment yang tepat bagi para jamaah yang mau berqurban, daging sapi atau kambing hendahnya di salurkan kepada mereka yang benar benar membutuhkan seperti para pengungsi merapi, banjir dan stunami insya allah jika demikian indonesia akan semakin menjadi negara yang bersolidritas tinggi.

Qurban adalah bentuk kepedulian seorang hamba kepada sesama, sudah seharusnya niat baik ini benar-benar dari hati yang tulus, kemudian yang terpenting adalah bagaimana qurban ini tepat sasaran. saya membayangkan kalo seluruh warga yang sudah berkewajiban berqur'an di daerah perkotaan mau segera mengeluarkan qurbannya dan di salurkan kepada fakir miskin di daerah daerah terpencil insya allah kesenjangan sosial akan sedikit menurun. setidaknya rakyat miskin dapat menikmati daging qurban pada hari raya id ini walau hanya setahun sekali.

mari kita makna hari raya qurban tahun ini sebagai momentum untuk saling berbagi keceriaan untuk memper erat tali silaturrahmi dan akhirnya masyarakat yang aman tentram akan tercapai amin.