Wednesday, May 13, 2009

renungan santri 2

tafakur

Di dekat gotaan dekat masjid, saat itu suasana sepi sore itu benar -benar gak seperti biasa_ hening sekali...,angin sepoi-sepoi yang berhenbus dari ujung selatan pondok, maklum memang kanan kiri pondok sawah ladang nan subur. kang Din terlihat sedang duduk santai bersandar di tembok sambil sesekali menggelengkan kepala entah apa yang sedang dia pikirkan, biasa dia memang sering berlaku aneh.

Dalam hati kecilnya kang din bermunajad. ''seperti inikah hidup??'' kang din tiba-tiba termenung. '' aku taruh kemana hati yang malang ini'', akan aku selamatkan kemana hati ini dan obat apa lagi yang mujarab dan mampu menyembuhkan hati yang sedang sekarat ini?'' duh gusti...'' hikh hik''. air matanya menetes begitu saja seolah di sedang putus asa. dia terkejut ketika menyadari betapa hatinya gersang, gelap, & cahaya hatinya kian meredup, ruhaninya kering dari dzikir.lantas kang din teringat betapa dirinya selama ini terlalu mulia untuk mengagungkan topeng-topeng palsu ini, wajah -wajah yang menipu(lahiriyah saja yang di rawat).bukankah hati ini juga butuh makan?''.betapa banyak produk-produk yang canggih mampu mengatasi jerawat, tubuh kekar,kecantikan yang memikat dan seabrek iklan laen.

Apa selama ini kita mengira bahwa yang namanya kebahagiaan itu harus di ukur dengan nilai materi saja. padahal kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak...maka seharusnya tolok ukurnya pun demikian. bukan material ,bukan segi lahiriah belaka yang tampak akan tetapi rasa batin kita.

Betapa hina manusia ini jikalau dalam memaknai hidup ini hanya untuk senang-senang saja. berfoya foya, dan seolah tanpa ada rasa tanggung jawab dalam segala hal ...,budaya hedonisme mungkin_ ya istilah itulah yang semakin mengarahkan manusia pada gaya hidup yang materialistis. kenapa hal ini terjadi?''

Kang din terus termenung meresapai batinnya sendiri betapa dia selama ini terlena dengan wajah-wajah tipuan itu.....yang hatinya bagai srigala. dia berkata dalam batinnya, ''kenapa semua orang pada sibuk memburu.....?'' seolah sudah tak punya waktu lagi walau hanya sekedar bertafakur beberapa menit saja. apakah kita mau disamakan mesin yang dipaksakan setiap hari terus bekerja tanpa kenal kompromi. mesin saja akan brontak jikalau terus-menerus diajak kerja. dia akan rusak, begitu juga kita, kita akan rusak sehingga kondisi kejiwaan kita tidak stabil sebab tersibukkan oleh rutinitas yang diciptakan sendiri.
Rutinitas kerja, kuliyah dan sebagainya telah memaksa dan menyiksa untuk sibuk seharian , naifnya kewajiban agamapun dianggap sebagai masalah atau penghampat rutinitas kerja dan kuliyahnya. masya allah!!'' kang din terus heran dan merasa gelisah padsa dirinya.
mungkin inilah yang menyebabkan hati ini lelah dan lapar karena selama ini dibiarkan begitu saja. betapa banyak orang tejangkit penyakit kronis seperti stroke, lever, aid, hiv, stress, gila dan seabrek penyakit lainnya yang sebenarnya muncul dari kondisi jiwa yang tidak sehat.

''Duh gusti..'' aku mohon ampun''. dia mengiba di hadapan allah.
''jangan engkau hanyutkan hati ini dalam jurang kebatilan, kerakusan, tamakan, ujub, riya', takabur, dan sampah-sampah lainnya yang keluar dari comberan hati yang keruh ini.''
''sungguh hamba ini sangat jauh dari kesempurnaan''. ya allah'' selamatkan hati hamba ini di tengah kegersangan ruhani yang menjangkiti hati para pencari kemewahan, kesenangan dan pelampiasan.'

'hanya engkau yang Maha Pengsih dan Penyayang ''. selamatkan hamba dan orang-orang muslim, bimbinglah hamba dan orang orang muslim ke jalan yang lurus.'' ya robbi....'' hidayah hanya milikmu, semoga hambaMU yang masih berlumur dalam dosa dan kemaksiatan segera engkau beri hidayah agar segera kembali ke jalanMU yang lurus .''

kang din mengakhiri munajad dalam batinnya. sementara dia tetap duduk bersandar di tembok gotaan kamar sambil memandang indahnya panorama sawah ladang...,tiba-tiba...''
''heh...heh...nglamunae din..din''. temannya satu kamar yang baru pulang kuliyah mengagetkan dirinya.'' nyapo jo..?'' ngagetne wong, yo ben to.. sak karepku.'' kang din menyahut dengan nada sinis. sesaat kemudian paijo mengeluarkan jajan yang kebetulan tadi membeli dikantin kampus dan masih sisa di bawa pulang.

'' ki jajan sek turah akeh,arep ra?'' bujuk kang paijo. ''wah kalo yang ini mau..'' jawab kan din senang.'' yo ngono jo..'' sekali-kali ngewehi(memberi) jajan, ora mung gawe kaget wong ae''. tutur kang din. yowes kalo gitu ayo kita makan bareng-bareng agar makanan ini tambah berkah. kang paijo menyahut ''yo''.

Ahkirnya merek berdua makan dengan lahap dan puas_